MedanPewartaWarga, Politik - Anies dan Ganjar lahir dari rahim yang sama yaitu UGM Jogjakarta. Anies dari Fakultas Ekonomi angkatan 1989 sementara Ganjar dari Fakultas Hukum angkatan 1987.
Anies semasa kuliah bergabung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sementara Ganjar adalah aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), sebuah organisasi yang bergerak atas dasar pemikiran Marhaenisme Sukarno.
Anies lahir dan besar dari keluarga terpandang dengan ekonomi yang berkecukupan, ayah dan ibunya adalah dosen sementara kakeknya AR Baswedan adalah seorang ekonom yang juga menjadi anggota BPUPKI. Kakek Anies teman dari kakek dari Prabowo, Margono yang juga ekonom sekaligus anggota BPUPKI.
Sementara Ganjar lahir dari keluarga sederhana, ayahnya adalah polisi yang pensiun dengan pangkat rendah sementara ibunya adalah ibu rumah tangga yang membuka kedai kelontong dan menjual bensin eceran.
Semasa kuliah, Anies praktis tidak memiliki kendala soal keuangan untuk menyelesaikan kuliahnya. Sementara Ganjar harus mengajar topik Pecinta Alam di SMA-SMA di Jogjakarta, yang honornya digunakan untuk membiayai kuliahnya sendiri.
Pada masa ketika Anies menjadi ketua BEM di UGM, Ganjar memilih jalan aktivismenya dengan menjadi loyalis Megawati sejak muda.
Ganjar dikejar-kejar aparat Orde Baru ketika ia memimpin dan melakuan demonstrasi bersama GMNI dan Organisasi Pencita Alam Majestik 55 untuk protes atas pembangunan Waduk Kedungombo yang menenggelamkan 37 desa di 3 kabupaten di Jawa Tengah.
Kampanye PDI di Bantul jelang Pemilu 1992 adalah titik balik akhirnya Ganjar menjadi simpatisan hingga kader PDI hingga 31 tahun lamanya. Sampai sekarang. Alasan ideologis.
Pada 2014 lalu, Ganjar terpilih menjadi ketua keluarga Alumni UGM (Kagama) meneruskan kepemimpinan Sultan Hamengkubowono X.
Menjadi Ketua Kagama bagi Ganjar untuk menebus pengabdian pada UGM yang tidak bisa dilakukan ketika masih mahasiswa karena pilihannya menjadi loyalis Megawati dan dikejar Rezim Soeharto.
Pada tahun 2019, Ganjar terpilih kembali menjadi ketua Kagama. Sebenarnya Ganjar merasa cukup satu periode. Ia memilih maju kembali setelah tahu bahwa Anies akan maju menjadi Ketua Kagama.
Ditulis :
Anwar Saragih
( Pengamat Politik, Sosial dan Budaya)
__________
Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email:medanpewartawarga@gmail.com. Terima kasih.