![]() |
Shafa dan Nadia, duo Grand Master of Memory Indonesia. |
Medan Pewarta Warga - Ajang Clash of Champions Season 2 kembali menyita perhatian dengan kehadiran para peserta luar biasa dari berbagai kampus top Indonesia. Salah satu nama yang mencuat dan menjadi sorotan adalah Shafa Annisa Rahmadani Arianata, mahasiswi Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) yang dijuluki sebagai "Grandmaster Memory".
Julukan ini bukan tanpa alasan—Shafa telah mengukir sejarah sebagai salah satu atlet memory sport terbaik di Indonesia dan dunia, dengan lebih dari 180 medali dari kejuaraan nasional maupun internasional.
Penampilannya di episode 4 COC Season 2 semakin menegaskan status tersebut, saat ia sukses menghafal 208 kartu dalam tantangan memorisasi yang kompleks. Prestasi tersebut tidak hanya menakjubkan, tetapi juga memperlihatkan konsistensinya sebagai peserta unggulan yang siap bersaing di tantangan-tantangan berikutnya.
Selain itu, dengan latar belakang akademik di bidang kedokteran dan pengalaman kompetisi sejak usia muda, Shafa membuktikan bahwa kecepatan menghafal dan kecerdasan akademik bisa berjalan beriringan.
Kemampuan luar biasa Shafa di bidang memori bukanlah sesuatu yang datang tiba-tiba. Sejak tahun 2014, ia telah aktif mengikuti berbagai kompetisi memory sport tingkat nasional hingga internasional. Bahkan, di usia yang masih sangat muda, Shafa sudah menyandang gelar International Grand Master of Memory dan Grand Master of Memory pada tahun 2017. Sebuah pencapaian yang hanya bisa diraih oleh segelintir orang di dunia.
Koleksi medali Shafa pun tak main-main. Ia telah berhasil mengoleksi lebih dari 180 medali, menjadikannya salah satu atlet memory paling berprestasi dari Indonesia. Tak hanya itu, ia juga berhasil mempertahankan posisi sebagai peringkat pertama National Memory Rankings selama lima tahun berturut-turut—sebuah bukti konsistensi dan dedikasi luar biasa di bidangnya.
Kemampuan memori Shafa tidak hanya bermanfaat dalam ajang kompetisi, tetapi juga menunjang perjalanannya di dunia akademik. Sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM, salah satu program studi tersulit di Indonesia, ia mampu tetap berprestasi dengan IPK 3.23, sambil terus aktif di berbagai bidang lainnya.
Selain prestasi di bidang memori, Shafa juga dikenal memiliki kecakapan di bidang sains. Ia pernah meraih juara 1 Olimpiade Sains Nasional Provinsi DI Yogyakarta bidang Biologi tahun 2021, membuktikan bahwa kekuatan memorinya juga didukung oleh pemahaman ilmiah yang mendalam.
Nama Aulia Nadia Azzahra atau yang akrab disapa Nadia, menjadi perbincangan hangat di kalangan penonton Clash of Champions Season 2. Ia merupakan perwakilan dari Universitas Indonesia (UI), tepatnya jurusan Kedokteran Gigi, yang berhasil memikat perhatian lewat kombinasi prestasi akademik, kecerdasan luar biasa, serta kemampuan daya ingat yang mengagumkan.
Dalam ajang bergengsi ini, Nadi tampil sebagai salah satu peserta yang tidak hanya cerdas, tetapi juga tenang dan konsisten dalam setiap tantangan yang ia hadapi.
Bukan hanya sebagai mahasiswi berprestasi, Nadia juga dikenal luas di kalangan memory athletes. Ia memegang gelar Grand Master of Memory termuda di Indonesia dan telah menyabet lebih dari 60 medali dari kejuaraan memori nasional hingga internasional.
Kemampuannya yang luar biasa ini tidak hanya membuat para juri dan peserta lain terkesima, tetapi juga membuatnya menjadi trending topic di media sosial, dengan banyak penggemar yang mengaguminya karena prestasi dan ketekunannya.
Perjalanan akademik Aulia Nadia Azzahra dimulai dari SMA Negeri 2 Tangerang Selatan. Di masa SMA, ia telah menunjukkan ketekunan dan kecerdasannya di bidang akademik. Setelah lulus, Nadi melanjutkan pendidikannya ke jenjang universitas, dan memilih jurusan Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia, salah satu universitas terbaik di Indonesia.
Di UI, Nadi membuktikan bahwa ia tidak hanya andal di bidang hafalan dan memori, tetapi juga unggul secara akademik. Ia berhasil meraih IPK 3.65 dari skala 4.00, sebuah capaian yang menunjukkan konsistensinya dalam menghadapi tantangan akademis di bidang medis yang tidak mudah. Keuletannya dalam belajar dan kemampuan logisnya menjadi modal utama untuk berprestasi di bangku kuliah.
Selain akademik, Nadia juga aktif mengikuti berbagai kegiatan dan kompetisi. Ia dikenal sebagai pribadi yang rajin, disiplin, serta memiliki semangat tinggi untuk terus berkembang. Hal ini terlihat dari keikutsertaannya dalam kejuaraan-kejuaraan memori, bahkan di tengah padatnya jadwal kuliah di kedokteran gigi.
Tidak hanya cerdas, Nadia juga dikenal memiliki kepribadian yang menyenangkan dan membumi. Rekan-rekannya menyebutnya sebagai sosok yang tekun namun tetap bersahaja, sehingga tak heran jika banyak yang mendukungnya di Clash of Champions Season 2. Ia menjadi inspirasi bagi banyak pelajar dan mahasiswa yang ingin berprestasi tanpa meninggalkan kepribadian asli.
___________________
Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email:medanpewartawarga@gmail.com. Terima kasih.