Notification

×

Iklan

Iklan

Gedung Puskesmas Tanjung Leidong Megah, Tapi Pelayanan Tak Mengesankan

Rabu, 06 Oktober 2021 | Oktober 06, 2021 WIB

  

Labura - Dalam suasana Covid 19 yang belum juga mereda dan Tim Medis saat ini menjadi Garda terdepan dalam memerangi virus yang mewabah sampai ke penjuru dunia, nyatanya ada saja yang mencoreng wibawa Tim Medis yang menjadi Garda terdepan.

Hal itu terjadi di Puskesmas Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Senin (8/6/2020) pagi.


Hal itu berawal saat warga Desa Pangkalan Lunang, Fatimah (13) sakit menggigil kedinginan dan dibawa orangtuanya ke Puskesmas Tanjung Leidong sekitar pukul 09.00 Wib.

Biasa disapa Fian (53) orangtua kandung Fatimah, marah besar karena pelayanan dari petugas perawat di Puskesmas Tanjung Leidong tidak melayani putrinya yang lagi butuh perawatan medis, terkesan seperti tidak serius (main-main). Melihat gelagat para perawat seperti itu, Fian lang memboyong putrinya ke kantor Camat Kualuh Leidong untuk melaporkan kepada Arifin, S.Pd selaku Camat, namun tidak bertemu. Salah seorang staf kecamatan, Dahlawi Nasution berusaha menenangkan amarah Fian yang sudah memuncak dan mengajak kembali Fian beserta putrinya ke Puskesmas.


Sesampainya disana, Fatimah dibaringkan diruang pemeriksaan, namun perawat-perawat yang ada hanya melihatin aja tanpa ada pengobatan tuk pertolongan pertama. Naifnya lagi, dalil perawat tersebut mengatakan dengan alasannya, mereka tidak berani karena dokter belum datang.

Melihat kondisi putrinya belum ada perawatan, spontan Fian marah pada perawat dan bertanya dengan nada lantang, “Mana dokter? Mana dokter?.

Salah seorang perawat menjawab, “Dokter belum datang.”

“Sudah siang begini dokter belum juga datang! Dimana tanggungjawabnya sebagai dokter, ujar sembari berteriak lantang.


Kemarahan Fian semangkin meluap-luap, karena melihat putrinya belum juga mendapat pengobatan dari perawat Puskesmas Tanjung Leidong. Akhirnya Fian tidak dapat lagi meredam emosinya yang sudah meronta-ronta mengeluarkan segala amarahnya.


Mendengar kemarahan Fian yang menjadi-jadi, kebetulan Gumri Hasibuan, SE Lurah Kelurahan Tanjung Leidong sedang berada diruang Pusekesmas tersebut berusaha menenangkannya agar Fian segera menandatangani surat yang sudah disediakan pihak Puskesmas supaya putrinya segera diobati.

Dewi Daulay Kepala Puskesmas Tanjung Leidong berusaha menenangkan dan minta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi dan berusaha membujuknya agar mau menandatangani surat supaya putrinya segera dirawat. Sempat juga terjadi pertengkaran kecil antara Fian dengan dokter Haris dan dokter Haris berkata, “Kalau tidak mau diobati ya sudah! Sambil memalingkan diri langsung meninggalkan ruangan tersebut.


Setelah reda amarahnya, Fian bersedia menandatangani surat yang disodorkan oleh pihak Puskesmas.

Dewi Daulay mengklarifikasi soal kesalah-pahaman tersebut kepada Majalah Jurnalis saat ditemui diruang kerjanya. Bahwa tadinya, Pak Fian datang hanya mau rawat jalan aja karena kondisi putrinya kedinginan maka kami cek dulu darahnya dan untuk mengetahui hasil cek itu butuh waktu 2 jam lamanya,setelah itu langsung anggota saya mencari obat untuk diminumkan pada putrinya. Namun mencari obat saja sesama perawat saling suruh satu sama lainnya atau kalau bahasa kampungnya besitugan-tuganan, begitulah sifat anggota kalau dibelakang pimpinan selalu bermain-main. Saat mencari obat, terlalu lama membuat orangtua pasien marah dan membantingkan botol minumannya dan langsung pergi membawa putrinya, terangnya,


Kepala Puskesmas Tanjung Leidong menambahkan, kalau saja tidak dilayani, itu tidak benar. Mana mungkin tau anggota saya suhu badan putrinya, suhu didalam 36 derajat celsus. Begitu menggigil naik menjadi 38 derajat celsus kata anggota saya, jadi kami ambillah sampel darahnya terus kami cek untuk mengetahui hasilnya perlu waktu 2 jam kata anggota saya barulah dapat hasilnya, kalau langsung kita kasih minum obat sebelum sampel darahnya diambil nanti tidak dapat diketahui kumannya, ujarnya mengakhiri.


Menyikapi hal tersebut, salah seorang warga inisial PA sangat menyayangkan, keindahan gedung Puskesmas Tanjung Leidong megah namun tak seindah pelayanannya terkesan amburadul. Padahal perawatnya ada 30 orang, namun pelayanannya kurang baik. Berharap kepada Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara khususnya dinas terkait agar menambah tenaga dokter, khususnya dokter sepesialis dalam karena kalau dilihat bangunan Puskesmas yang ada sudah layak jika dijadikan rumah Sakit Umum.


Ia berharap, pada Dewi Daulay selaku orang nomor satu di Puskesmas Tanjung Leidong agar lebih tegas dan berwibawa serta terapkan kepada anggota kedisiplinan agar hal yang seperti dialami Pak Fian tidak terulang kembali kepada pasien yang lain. Dan minta kepada Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Labura agar bertindak tegas terkait adanya temuan ini agar benar-benar menjadi Garda terdepan didalam dunia kesehatan, jelasnya. (Amin Hsb)

×