MedanPewartaWarga, Jayapura - Partai Nasdem telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Calon Presiden mereka di Pemilu 2024. Pendapat saya ini pilihan paling realistis bagi Surya Paloh untuk tetap berkuasa setelah dua periode kepresidenan Jokowi.
Alasannya, Anies tidak pernah keluar dari 3 (tiga) besar nama bakal kandidat di survei elektabilitas Calon Presiden sehingga peluang menangnya sangat besar. Selain itu, Anies itu tidak berpartai yang membuatnya bisa dengan leluasa diumumkan tanpa menyinggung partai manapun.
Soal pengumuman yang dilakukan Partai Nasdem dilakukan 12 bulan sebelum dibuka pendaftaran yang dijadwalkan pada September 2023 nanti adalah langkah yang cerdas daru Surya Paloh.
Selain alasan harus melakukan transisi positioning citra yang sebelumnya dekat dengan Jokowi, Partai Nasdem harus melakukan konsolidasi dimasa transisi perubahan branding yang sangat berbeda dari sebelumnya. Ini resikonya sangat besar.
Justru akan sangat berbahaya, jika Partai Nasdem mengumumkan nama Anies dekat waktunya dengan pendaftaran Calon Presiden. Karena yang diantisipasi adalah kader pemilih pro Ahok yang pada Pilkada 2017 yang lalu dekat dengan Partai Nasdem yang berbalik arah dengan tiba-tiba dan aba-aba yang kuat.
Anies adalah anti-tesis dari Ahok, dipersepsikan berbeda dan bertolak belakang sehingga membutuhkan waktu lebih untuk melepas kader dan merekrut ceruk pemilih baru yang dekat dengan Anies yang sebelumnya dekat dengan citra Ahok dan Jokowi. Artinya Partai Nasdem ingin cepat-cepat memperoleh efek ekor jas dari pemilih baru, utamanya dari mereka yang kecewa pada Prabowo pasca bergabung di Pemerintahan Jokowi.
Sudah rahasia umum, jika Surya Paloh itu dekat dengan Jusuf Kalla (JK). Mereka sahabat lama. Sejak muda dan jarang berbeda untuk urusan politik. Jika terjadi perbedaan tidak akan mempengaruhi persahabatan mereka.
Paling terkenal dari persahabatan mereka ada di dua momen. Pertama : Waktu JK mendukung Surya Paloh di munas Golkar 2009 melawan Aburizal Bakrie yang mendapat dukungan dari SBY. Surya Paloh kalah. Dan itu adalah momen awal Surya Paloh mendirikan Nasdem. Berasal dari rasa kecewa kekalahan di Munas Golkar 2009, atas dasar restu JK tentunya yang pada waktu itu kalah di Pemilihan Presiden melawan SBY yang tidak memilih JK mendampinginya pada periode keduanya. Kedua, Waktu nama JK diusulkan oleh Surya Paloh mendampingi Jokowi di Pilpres 2014 hingga tercipta koalisi Jokowi-JK.
Relasi JK dan SBY perlahan membaik, utamanya kala JK menjadi wakil presiden 2014-2019. Mereka kerap saling mengunjungi satu sama lain, silaturahmi terjaga. JK tentu adalah politisi handal, ia mampu menjaga hubungan tetap baik dengan Megawati dan hubungannya dengan SBY sekaligus.
Ketika Jokowi mengganti Anies pada tahun 2016 dari Jabatan Menteri Pendidikan. Barang tentu JK termasuk sosok yang kecewa atas reshuffle itu. Akan tetapi, JK sejak lama sudah mengenal Anies. Selain sama-sama sebagai intelektual muslim, JK dan Anies sama-sama adalah Alumni HMI.
Sehingga ikatan batin baik secara personal dan pandangan politik tidak banyak berbeda. Pun JK tidak ragu membawa Anies menemui Prabowo melalui keponakan JK bernama Erwin Aksa untuk dipasangkan dengan Sandiaga Uno di Pilkada DKI 2017.
JK pula yang meyakinkan agar kursi DKI 1 diberikan pada Anies bukan ke Sandiaga Uno yang terlebih dahulu running untuk Bakal Calon Gubernur. Selain alasan elektoral, Anies lebih punya popularitas daripada Sandi yang pada waktu itu masih menjadi pengusaha.
Maka JK melalui keponakannya Erwin Aksa ditugaskan memastikan logistik untuk Anies yang didampingi Sandi tetap terpenuhi agar kampanye berjalan lancar. Faktor lainnya tentu Sandi dan Erwin Aksa punya kedekatan karena sama-sama pernah di Organisasi HIPMI yang membuat tidak susah bagi JK dan Erwin Aksa untuk meyakinkan Sandi agar bersedia mendampingi Anies di Pilkada DKI 2017.
Jadi ketika nama Anies masuk untuk kandidasi 2024 dari Partai Nasdem. Sudah tentu ada peran JK dibelakangnya. Surya Paloh juga tidak masalah dengan Anies secara personal. Karena di masa lalu, Anies pernah membantu Nasdem waktu masih berbentuk Ormas. Anies itu adalah satu dari 45 nama deklarator Ormas Nasdem.
Masalahnya adalah kebutuhan memenuhi Presidential Threshold 20 persen sebagai syarat pencalonan pasangan calon. Partai Nasdem hanya punya 9,05 Persen sehingga membutuhkan koalisi. Tentu peran JK semakin sentral mengingat ia merupakan tokoh paling berpeluang mengajak Partai Demokrat untuk bergabung ke koalisi.
Partai Demokrat punya 7,7 persen. Dan nama AHY menjadi kandidasi paling atas untuk bakal calon wakil presiden 2024. Partai Demokrat tentu butuh teman koalisi mengingat pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 mereka kurang beruntung. Sehingga Partai Demokrat mulai berpikir menurunkan standardnya dari mengusung Calon Presiden menjadi Calon Wakil Presiden. Dan itu untuk AHY.
Soal partai terakhir paling peluang gabung tentu adalah PKS, siapa yang akan melobby PKS ? Pertama, pemilih PKS sangat dekat dengan Anies sehingga mencalonkan Anies secara elektoral menguntungkan bagi PKS sehingga Anies akan mudah berkomunikasi dengan PKS. Pada sisi lain yang menjadi keuntungan adalah SBY bisa masuk melobby PKS karena antara SBY dan PKS punya historis.
Utamanya PKS atau PK adalah partai yang menjadi partai pengusung SBY menjadi presiden dua periode. Pun SBY paham harus bagaimana harus tawar menawar politik dengan PKS. Di masa lalu, PKS mendapatkan porsi yang banyak di post menteri di kabinet. Pun kejayaan PKS dalam politik nasional terjadi ketika SBY berkuasa yang pada waktu itu berada di 4 besar. Dimana kepentingan PKS hampir tidak pernah digergaji secara politik oleh SBY.
LALU APA DAMPAK ELEKTORALNYA BAGI GANJAR PRANOWO ?
√ Ganjar pada beberapa survei terakhir berada diurutan teratas polling elektabilitas dan popularitas calon presiden. Dan Ganjar tidak pernah keluar dari 3 besar kandidasi di survei. Dengan asumsi dua nama yaitu Prabowo dan Anies akan sama-sama maju di Pilpres 2024 maka nama yang paling berpeluang mengalahkannya keduanya hanya Ganjar Pranowo. Dan tidak ada nama lain.
√ Ganjar adalah lawan yang seimbang bagi Anies di Pilpres 2024. Utamanya untuk 7 wilayah provinsi yang suaranya hampir 70 persen dari DPT nasional yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan dan Banten.
Jawa Barat, DKI jakarta, Banten dan Sulawesi Selatan kemungkinan Anies akan unggul dari Ganjar.
Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Utara merupakan wilayah yang paling mungkin Ganjar akan unggul atas Anies.
Asumsi ini terjadi merujuk pada pertarungan Anies dan Ganjar untuk suara terbanyak ketika keduanya sama-sama maju menjadi calon presiden.
√ Ketika nama Anies muncul dari Nasdem maka Kecil kemungkinan PDIP akan mengabaikan Ganjar. Pun ketika nama Anies diumumkan, PDIP mulai berkontemplasi utamanya soal pertimbangan mencalonkan Puan Maharani. Itu terlihat bagaimana ketika nama Ganjar keluar dari PSI yang membuat elit PDIP mulai muncul dan marah di publik. Karena dampak wacana dari PSI ini akan digunakan oleh Partai lain, utamanya Golkar untuk mengambil Ganjar sebagai kandidat mereka.
PDIP mulai mengkhawatirkan jika Ganjar dicalonkan partai lain akan menggerus suara Puan karena brand politik mereka sebagai politisi nasionalis akan terpecah dan justru menguntungkan Anies.
Selain itu, ketika Ganjar tidak maju, dan Puan maju menjadi kandidat secara psikologis beban akan ditanggung oleh PDIP yang pemilihnya bisa berbalik arah mendukung Prabowo. Apalagi bila Ganjar memilih abstain atau tidak bersedia mengkampanyekan Puan. Ini paling berbahaya bagi partai.
Paling aman tentu adalah Puan maju akan tetapi ia memastikan Ganjar berada disisinya pada saat bertemu rakyat, utamanya di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sumatera Utara. Meski ini juga masih belum cukup memenangkan Puan.
√ Peluang Ganjar dicalonkan untuk PDIP menguat kembali mengingat lawannya adalah Prabowo dan Anies. Selain alasan realitas politik survei Puan yang tidak juga beranjak dari angka 2 persen. Mencalonkan Ganjar berarti akan menguatkan konsolodasi partai. Karena dengan pencalonan Ganjar, pemilih Jokowi pada dua pemilihan terakhir mayoritas akan tetap jatuh ke PDIP serta peluang meraih hatttrick di Pileg 2024 kembali terbuka lebar. Selain itu memang hubungan Megawati dan Ganjar selalu baik dan Ganjar sangat hormat pada Megawati.
Anwar Saragih (Pengamat Politik)
Jayapura, 7 Oktober 2022
_____
Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email:medanpewartawarga@gmail.com. Terima kasih.